Oil & Gas
SKK Migas Bentuk PKS dengan Polda Sum-Sel Terkait Keamanan Operasi Medco dan Conoco

Petroenergy.id, JAKARTA – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menyinggung kemabali masalah gangguan keamanan yang terjadi di wilayah operasi hulu minyak dan gas bumi (migas). Dia mengatakan, gangguan keamanan terebut sangat mengancam kelancaran kegiatan operasi hulu migas, khususnya di wilayah operasi Sumatra Selatan (Sum-Sel).
Dwi Soetjipto mengatakan hal itu pada acara Press Conference Capaian Hulu Migas Semester I Tahun 2020 yang digelar melaui aplikasi Zoom, di Jakarta, Jumat (17/7/2020).
Pada press conference tanpa tatap muka itu juga diikuti antara lain oleh Wakil Kepala SKK Migas, Fatar Yani, Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Sulistya Hastuti Wahyu dan Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee A. Suardin.
Terkait adanya gangguan keamanan pada kegiatan hulu migas, hal itu telah berlansung sejak lama – khususnya di wilayah operasi Sumatra bagian Selatan. Meski penanggulangannya telah dilakukan secara intens namun kasus kasus yang dikategorikan kejahatan pencurian peralatan migas dan kejahatan pencurian minyak mentah, tak kunjung henti.
Menanggap hal itu, Dwi Soetjipto mengaku telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait, utmanya Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jend. Polisi Idham Azis, Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan dan Jambi, Pemerintah Daerah dan KASAD-TNI.
“Untuk merespons adanya gangguan keamanan itu, baru saja kemarin pagi kami melakukan kerja sama koordinasi dengan pihak terkaiat. Dan, Bapak Kapolri adalah merupakan salah satu anggota Komisi Pengawas SKK Migas, kami juga telah melakukan koordinasi dengan Kapolda dan KASAD-TNI,” kata Dwi Soetjipto.
Menurutnya, gangguan keamanan operasi hulu adalah salah satu penyebab tidak optimalnya operasi hulu migas. Dwi Soetjipto, lebih jauh mengatakan, gangguan keamanan tersebut menyebabkan menurunnya investasi dan tidak optimalnya produksi migas nasional sehinga bila ini dibiarkan berlarut menyebabkan berkurangnya penerimaan negara serta akan berdampak pada Target Produksi 1 Juta Barrel Minyak pada 2030.
Oleh karena itu Dwi Soetjipto minta jajarannya untuk mengupdate kasus-kasus baru yang terjadi di wilayah operasi migas. "Saya mohon Pak Sulitya (Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas--red) menginformasikan kondisi yang sesungguhnya atau kejadian terbaru yang terkait dengan gangguan keamanan di daerah operasi migas," katanya.
Sementara itu, pada waktu dan kesempatan yang sama, Sulistiya Hastuti Wahyu, mengakui bahwa benar masih terjadi gangguan keamanan pada operasi hulu migas kaitannya dengan daerah operasi hulu migas Sumatra Selatan, akan tetapi pada saat ini kondisi keadaanya telah menurun drastis.
“Perlu kami informasikan, SKK Migas telah melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Polda Sumatera Selatan terkiat dengan pengamanan Medco Energi dan ConocoPhillips Indonesia. Nah, kondisinya sekarang telah menurun drastis. Dan, mudah-mudahan dalam waktu dekat ini PKS serupa segera akan dibentuk di wilayah-wilayah operasi hulu migas lainnya,” kata Sulistya Hastuti Wahyu.
Sulistya Hastuti Wahyu menambahkan, untuk meningkatkan keamanan di wilayah operasi hulu migas yang dioperasikan KKKS seperti Medco Energi, ConocoPhillips, PetroChina (Jabung) dan Pertamina Hulu Energi (PHE}, SKK Migas juga telah melakukan kerja sama dengan pihak TNI dalam bentuk Pembinaan Tritorila (Binter) atau dalam istilah tren di kalangan prajurit TNI-AD "Ngeter" atau "Adu Bako".
"Jadi, selain telah melakukan PKS dengan Polda Sumsel, SKK Migas juga telah melakukan kerja sama dengan TNI dalam bentuk Binter. Ini juga dalam kaitan dengan pengamanan Medco, Conoco, PetroChina Jabung dan PHE Jambi Merang, sehingga dapat saya informasikan bahwa saat ini keadaannya telah menurun drastis," kata Sulistya Hastuti Wahyu. [MK]