Oil & Gas
Pemerintah Tawarkan 6 Blok Migas Kepulauan Natuna

Jakarta, petroenergy.id - Dirjen Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja, wilayah kerja migas yang berlokasi di Kepulauan Natuna, berjumlah 16 WK, terdiri dari 6 WK produksi, 10 WK eksplorasi di mana 3 diantaranya dalam proses terminasi karena waktu kontraknya telah habis dan belum berhasil memperoleh temuan migas.
Dalam konferensi yang dihadiri Menteri ESDM Sudirman Said, Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, Kepala BPH Migas Andy Sommeng dan Ketua Komisi Eksplorasi Nasional Andang Bachtiar, berlangsung di Kementerian ESDM, Jumat (22/7), Wiratmaja Puja menegaskan, sebaliknya bahwa di Kepulauan Natuna terdapat 6 blok yang telah berproduksi.
Menurutnya, dari 6 yang telah berproduksi tersebut adalah South Natuna Sea Block B yang dioperatori Conoco Phillips InC, Natuna Sea Block “A” yang dikelola Premier Oil Natuna Sea B.V, Kakap oleh Star Energy (Kakap Ltd) dan Udang Block yang dikelola TAC Pertamina EP Pertahalahan Arnebrata Natuna. Dua lainnya adalah Sembilang yang dioeprasi Mandiri Panca Usaha dan Northwest Natuna oleh Santos. Kedua WK terakhir ini sudah berstasus eksploitasi namun belum berproduksi.
“Produksi terbesar dari 6 blok tersebut berasal dari South Natuna Sea Block B yang produksi minyaknya mencapai 19.888 barel per hari dan gas 235 MMSCFD,” kata Wiratmaja Puja.
Seluruh total produksi migas di Natuna saat ini, untuk gas 4890,3 MMSCFD serta minyak dan kondensat 25.113 BOPD. Total cadangan terbukti migas di Kepulauan Natuna adalah untuk gas sebesar 4 TSCF dan minyak serta kondensat 201,401 MMSTB.
Sementara itu dari WK eksplorasi, sebenarnya salah satu WK yaitu Tuna, telah berhasil menemukan cadangan migas, Namun lantaran jaraknya yang sangat jauh dan cadangannya yang tidak terlalu besar, maka saat ini belum dapat diproduksikan. “Dengan menggunakan split atau fiskal term yang ada sekarang, Tuna ini tidak bis diproduksikan. Inilah kita membutuhkan program percepatan agar bisa diproduksikan,” tambah Wiratmaja Puja.
Pemerintah juga berencana menawarkan 6 WK migas di Natuna, di mana 4 diantaranya akan ditawarkan pada tahun 2016 yaitu East Natuna, Bukit Barat, Dorang dan Emas Putih. Serta 2 WK lainnya ditawarkan tahun 2017 yaitu Durian dan South Tuna.
Sementara, upaya percepatan Blok East Natuna, blok migas tersebut memiliki 2 level, di mana level atas merupakan gas dan level bawah adalah minyak.
Cadangan gas di East Natuna diperkirakan 4 kali lipat dari Blok Masela. Sementara untuk minyak, cadangannya tidak terlalu besar namun lebih baik jika dapat diproduksikan lebih cepat. Diperkirakan diperlukan waktu 3 tahun agar kandungan minyaknya dapat berproduksi. Besaran produksinya sekitar 7-15 ribu barel per hari.
Wratmaja Puja mengatakan, untuk mempercepat pengembangan Blok East Natuna, maka program yang harus dilakukan adalah melakukan kajian teknologi dan market review oleh Pertamina yang memakan waktu 2 tahun. Namun Pemerintah telah meminta agar BUMN tersebut mempercepat waktunya menjadi 1,5 tahun sehingga tahun 2017 sudah dapat ditetapkan PSC yang baru.
Program lainnya, kata dia, adalah pemanfaatan cadangan minyak, misalnya untuk bahan bakar TNI, pengembangan kilang mini yang berkapasitas 7-15 ribu barel per hari. “ Kalau East Natuna ada fasilitas, maka WK yang letaknya paling ujung (WK Tuna) bisa menggunakan fasilitas bersama-sama,” pungkasnya. (mk)