Oil & Gas

Pasokan Turun Paling Dalam Sejak 2003, Harga Minyak Naik 3% Lebih

img title

Petroenergy.id, JAKARTA - Beberapa produsen minyak dunia mengurangi produksi lebih dari 12% atau terdalam selama 17 tahun. Harga minyak pun terkerek, meski diramal hanya sementara.

Harga minyak menguat lebih dari 3% pada perdagangan pagi, hari ini (5/5). Salah satu faktor pendorongnya, beberapa perusahaan top dunia akan mengurangi pasokan minyak lebih dari 12% atau yang terdalam selama 17 tahun.

Langkah tersebut membantu harga minyak bangkit, di tengah kekhawatiran akan pandemi corona serta hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang kembali memanas. Harga minyak pun berhasil ditutup menguat pada perdagangan kemarin.

Berdasarkan data Bloomberg pada Pukul 7.51 WIB, harga minyak minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 5,10% menjadi US$ 21,43 per barel. Sedangkan, harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Juli naik 2,43% menjadi 27,86.

Pasokan yang berkurang tampak dari penambahan persediaan minyak di sejumlah fasilitas penyimpanan yang tergolong kecil. Di Cushing, Oklahoma misalnya, hanya bertambah 1,8 juta barel, yang merupakan peningkatan terkecil sejak Maret lalu.

Harga minyak pun mulai bangkit, terutama setelah negara-negara pengekspor minyak dan Rusia (OPEC+) mulai memangkas produksi 9,7 juta barel per hari. “Ini memberikan pesan kepada pasar secara keseluruhan bahwa semua orang bersandar," kata Global Energy Advisory Leader for PwC Reid Morrison dikutip dari Bloomberg, Selasa (5/5). 

Sejumlah negara seperti Italia, Finlandia, dan beberapa negara bagian AS juga mulai mengurangi pembatasan sosial. Hal ini dilakukan guna membangkitkan perekonomian. "Pasar terus mempertimbangkan gagasan bahwa keadaan membaik," ujar Wakil presiden riset pasar di Tradition Energy di Stamford Connecticut Gene McGillian dikutip dari Reuters, Selasa (5/5).

Empat produsen minyak dan gas (migas) menyatakan akan mengurangi produksi secara tajam. "Output kami akan turun pada kuartal kedua," kata Chief Executive Officer BP (BP.L) Bernard Looney kepada Reuters, pekan lalu.

BP mengatakan akan mengurangi produksi minyak serpih AS sebesar 70 ribu barel minyak per hari (boepd) pada tahun ini. Alhasil, produksinya menurun sekitar 14% dibanding 2019 yang mencapai 499 ribu boepd.

Namun, Head of Commodity Markets Strategy di BNP Paribas SA Harry Tchilinguirian memperkirakan, penguatan harga minyak berlangsung singkat. Sebab, pasokan minyak telanjur melampaui permintaan pasar.

Pada bulan lalu, produksi OPEC bahkan melonjak paling tinggi dalam hampir 30 tahun terakhir. Tchilinguirian menilai, butuh kerja keras dalam menyesuaikan volume dengan permintaan untuk mengerek harga minyak. [babeh/katadata.co.id]

ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small

Job Posting

No job posted

Oil Price

Exchange Rate

All Category