Oil & Gas
Pagi Tadi Harga Minyak Mentah Dunia Turun

New York, petroenergy.id – Diberitakan, harga minyak dunia turun lagi, pagi ini (Rabu,4/5). Turunnya harga minyak dunia tersebut akibat asumsi para investor yang memperkirakan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) akan mencapai rekor tertinggi.
Harga minyak turun pada perdagangan sesi ketiga Selasa pekan ini (Rabu pagi waktu Jakarta). Penurunan harga minyak karena investor memperkirakan bahwa persediaan minyak mentah di Amerika Serikat (AS) bakal mencapai rekor tertinggi.
Di samping itu, adanya kekhawatiran bahwa China akan mengurangi permintaan minyaknya serta tumbuhnya pasokan global juga ikut menjadi pendorong pelemahan harga minyak.
Wall Street Journal, Rabu (4/5), yang dikutip Liputan6.com Edisi pagi ini menyebutkan, harga minyak mentah jenis Light Sweet untuk pengiriman Juni turun US$ 1,13 atau 2,5 persen ke angka US$ 43,65 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara, untuk minyak Brent yang merupakan patokan global, dinyatakan turun 86 sen atau 1,9 persen, ke angka US$ 44,97 per barel di ICE Futures Europe.
Wall Street Journal menyebutkan pula bahwa harga minyak telah turun lebih dari 5 persen dalam sepekan terakhir setelah pada pekan sebelumnya mencetak level tertinggi sepanjang 2016. Penurunan harga minyak yang cukup dalam ini karena pelaku pasar belum terlalu mendukung reli yang terjadi sebelumnya.
Mengacu pada harga minyak awal April lalu, memang sempat melonjak tinggi karena adanya gangguan produksi di beberapa bagian dunia dan harapan penurunan produksi AS.
Mengutip analis yang memperingatkan jika harga terus naik produsen di AS mungkin bisa meningkatkan aktivitas pengeboran, ini akan menambah kelebihan pasokan pasar.
"Kenaikan harga minyak kemarin memang terlalu cepat. Oleh karena itu cepat-cepat ada peringatan," cetus Senior Partner Commodity Research Group Andy Lebow.
Mengacu pada data The Energy Information Administration, persediaan minyak mentah di AS kembali mencetak level tertinggi dalam lebih dari 80 tahun terakhir.
Analis sebagaimana diberitakan Wall Street Journal, memperkirakan bahwa data yang dikeluarkan The Energy Information Administration melaporkan bahwa persediaan minyak mentah di AS berada di level tertinggi. mk