Oil & Gas
Menyimpan Cadangan Minyak Lewat Pertamina Lebih Strategis

Jakarta, Petroenergy.id – Kementrian ESDM berencana menyimpan
cadangan Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia di luar negeri. Ini
disebabkan storage BBM di Indonesia belum mumpuni untuk menampung
berbagai jenis crude dan BBM yang akan diborong Pemerintah. Cara
menitipkannya dulu di storage milik negara produsen diklaim merupakan
solusi jangka pendek terbaik dari Pemerintah.
Sementara itu Mantan Wakil Menteri ESDM, Soesilo Siswo Utomo
mengatakan jika memang tujuannya ialah untuk memperkuat ketahanan
energi nasional maka hal itu sah-sah saja. Namun cara itu bukan
merupakan langkah strategis bagi Indonesia kedepannya. “Kita bisa
saja simpan di Singapura, Malaysia atau Abu Dhabi. Tapi ini bukan
langkah strategis karena cadangan minyak itu harus ada di Indonesia.
Ini jadi suatu masalah,” katanya dalam acara seminar Kedubes Inggris
beberapa waktu lalu di Hotel Grand Sahid.
Sebagai solusi, katanya, Pertamina harus didorong oleh Pemerintah
untuk membangun massive berbagai infrastruktur storage ini dengan
berbagai kemudahan termasuk diantaranya insentif pajak.
Dari data yang dimiliki Petroenergy, saat ini ada 3 tipe model bisnis
storage yang dilakukan Pertamina . Yang pertama adalah model
terintegrasi dimana untuk input komoditas, infrastruktur dan output
komoditas semuanya dilakukan dan dimiliki oleh Pertamina. Ini termasuk
fasilitas pendukung seperti jetty dan vessel.
Kemudian Pertamina juga melakukan merchant model. Disini dari mulai
input, infrastruktur dan out put Pertamina melakukan partnership. Yang
terakhir adalah Tolling Model dimana untuk input dan out put
komoditasnya dilakukan Pertamina sedangkan infrastrukturnya dilakukan
oleh pihak swasta. Disini pemilik infrasturktur storage tersebut
mengenakan biaya sewa untuk kapasitas. Namun juga harus dapat
memberikan layanan seperti: blending, pemuatan dan pemakaian,
pemanasan atau pendinginan (adi)