Maritime
Menyehatkan Laut Melalui Gerakan Bebersih Pantai dan Laut

Petroenergy.id, JAKARTA - Gerakan Bersih Pantai dan Laut (GBPL) merupakan wujud komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam menjaga kelestarian ekosistem laut sesuai prinsip ekonomi biru.
Keseriusan KKP dalam program ini ditandai kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, dalam kegiatan bersih-bersih. Satu di antaranya di pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini menjadi agenda rutin KKP untuk mencegah dan mengurangi pencemaran sampah, utamanya sampah plastik yang berasal dari aktivitas manusia di darat maupun di laut.
"Saya berharap ini berlangsung di seluruh Indonesia, sehingga gerakan ini benar-benar berdampak pada kesehatan ekologi. Kesehatan ekologi merupakan panglima," ujar Menteri Trenggono.
Kegiatan #BulanCintaLaut di Yogyakarta itu dilakukan sepanjang 1,53 kilometer, ditandai susur Pantai Parangkusumo hingga Pantai Parangtritis. Sedikitnya kegiatan susur pantai ini diikuti 500 peserta. Mereka berasal dari KKP, personel TNI/Polri, perwakilan pemerintah daerah, perwakilan pelajar, mitra kerja KKP, kelompok nelayan, hingga penggiat lingkungan.
Menteri Trenggono berharap program ini mendapat dukungan pemerintah daerah, pemangku kelautan dan perikanan dan masyarakat umumnya.
Bila kegiatan ini berjalan masif, Menteri juga berharap nantinya pada bulan tertentu para nelayan diarahkan untuk memungut sampah manakala tidak melaut karena kondisi cuaca. Sampah-sampah ini kemudian dapat ditukar dalam bentuk kompensasi.
"Tugas kita bersama adalah mewujudkan laut yang sehat, minim pencemaran dan kerusakan ekosistem. Jadikan laut biru adalah tanggung jawab kita bersama," tegas Menteri Trenggono.
G20
#BulanCintaLaut merupakan salah satu wujud komentimen Pemerintah Indonesia melalui KKP dalam menjaga kesehatan laut yang menjadi concern dunia sejak beberapa tahun terakhir.
Terlebih Indonesia saat ini didaulat menjadi tuan rumah forum internasional G20 bertemakan "Recover Together, Recover Stronger".
Salah satu pilar untuk mewujudkan tema tersebut adalah dengan memastikan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif. Hal ini akan didukung oleh pembahasan isu-isu prioritas di bidang lingkungan yang salah satunya adalah "marine debris".
Pada Presidensi G20 Indonesia, KKP akan berpartisipasi di antaranya dalam segmen Environment and Climate Sustainability Working Group (ECSWG) yang mengupas isu tentang lingkungan.
ECSWG akan fokus pada prioritas "sustainable recovery, land and sea-based actions" serta "resource mobilization". Kegiatan prioritas ini untuk mendukung perlindungan lingkungan dan target-target mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Sesuai Amanat Presiden
Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, KKP, #BulanCintaLaut digerakan KKP sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mengurangi sampah sebanyak 30% melalui 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) dan penanganan sampah sebanyak 70% sampai tahun 2025. Termasuk pula pengurangan sampah plastik yang masuk ke laut sebanyak 70% sampai tahun 2025.
Gerakan #BulanCintaLaut bukan hanya sekedar mengambil sampah lalu membuang pada tempatnya. Aksi ini juga sebagai kampanye KKP dalam upaya mengurangi sampah di laut.
Pun pula menjadi sarana edukasi yang efektif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan partisipasi masyarakat untuk melakukan pengendalian pencemaran di pesisir dan laut.
Banyak pihak berharap kegiatan gerakan bersih pantai dan laut (GBPL) bisa mengedukasi lebih luas masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan laut.
Betapa tidak, dari data yang ada, setidaknya setiap tahu sampah laut yang terkumpul hampir satu ton, terdiri dari sampah plastik dan sampah organik.
Desa Pesisir Bersih
KKP melalui Ditjen Pengelolaan Ruang Laut juga memiliki program yang bersinergi dengan kegiatan ekonomi sirkular yaitu Program Desa Pesisir Bersih.
Program ini diarahkan untuk mengoptimalkan kelompok penggiat sampah pesisir dengan prinsip pemanfaatan kembali nilai ekonomi dari barang-barang sisa konsumsi, utamanya plastik.
Program tersebut berupa penyaluran infrastruktur, pelatihan, serta pendampingan kelompok. Tujuannya, guna meningkatkan kesadaran dan kemandirian kelompok pesisir yang fokus pada pengembangan aspek manusia, aspek pengendalian pencemaran, dan aspek kelembagaan dalam pengelolaan sampah. [tius]