Oil & Gas

Kontraktor Migas RI Mulai Pusing Lantaran Harga Minyak Labil

img title

Petroenergy.id, Jakarta - Harga minyak dunia menguat pada perdagangan Kamis (23/04/2020) kemarin. Penguatan harga minyak ini masih berlanjut sampai ke perdagangan hari ini Jumat, (24/04/2020). Berbagai sentimen yang ada memang mendukung harga si emas hitam untuk menguat.

Harga ini cukup fluktuatif, mengingat beberapa hari lalu harga minyak bahkan sempat menyentuh level minus US$ 40 per barel untuk WTI akibat over supply jelang berakhirnya kontrak Mei.

Melihat tren harga minyak ini, Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan pihaknya sangat perlu waspada, karena jika bergerak terlalu fluktuatif akan merepotkan dalam membuat perencanaan dan evaluasi keekonomian suatu program kerja.

Tetap waspada karena kalau terlalu fluktuasi juga merepotkan dalam membuat perencanaan dan evaluasi keekonomian suatu program kerja. Kita belum tahu harga pada kesetimbangan barunya," jelas Nanang, Jumat, (24/04/2020).

Sementara, Vice President Commercial and Business Development ConocoPhillips Taufik Ahmad tidak berkenan memberikan komentar terkait harga minyak. "Kalau soal harga minyak, maaf kami tidak bisa memberikan komentar," ucapnya singkat.

Direktur Eksekutif Indonesian Petroleum Association (IPA) Marjolin Wajong mengutarakan, tren harga minyak tidak bisa dilihat dalam satu hari saja. Diperlukan waktu untuk melihat tren pergerakan harga minyak.

"Kita tidak bisa melihat tren hanya dari satu hari. Jadi sebaiknya menunggu dulu untuk melihat tren nya," jelasnya.Hingga pukul 14.10 harga minyak untuk jenis Brent 1,92% ke posisi US$ 21,74 per barel. Sementara untuk minyak jenis WTI menguat 2,24% ke posisi 16,87 per barel sebagaimana dikutip dari Bloomberg.

Awal pekan ini jagat keuangan dunia dihebohkan dengan kabar yang tak pernah dibayangkan. Untuk pertama kalinya dalam sejarah harga komoditas minyak sampai negatif. Namun bukan sembarang minyak yang harganya minus. Jenis minyak yang harganya sampai di bawah US$ 0 per barel adalah kontrak WTI pengiriman Mei yang kadaluwarsa pada 21 April kemarin.

Kala itu harga minyak WTIkontrak pengiriman Mei harus ditutup di minus US$ 37,63/barel. Harga minus mengindikasikan bahwa produsen memberikan minyaknya secara cuma-cuma bahkan memberikan uang sebagai insentif untuk pelanggan agar mau mengambil minyaknya saking tidak ada tempat lagi untuk menyimpan minyak-minyak tersebut. [babeh/cnbcindonesia]

ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small

Job Posting

No job posted

Oil Price

Exchange Rate

All Category