Company
Konsolidasi dan Perbaikan Tata Kelola Akan Dorong Kinerja Pertamina

Petroenergy.id, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus melakukan perampingan bisnis dan penguatan kinerja guna merebut lebih banyak pasar sekaligus bersaing di level global. Perbaikan tata kelola perusahaan diharapkan meningkatkan kontribusi pada negara dan pertumbuhan ekonomi.
Ekonom senior Piter Abdullah mengatakan, perbaikan pengelolaan BUMN sangat diperlukan bila ingin meningkatkan kinerja. Pasalnya saat ini BUMN masih mendua, antara pelayanan publik dan bisnis murni yang berorientasi keuntungan. "Selama masih mendua seperti ini, sulit untuk optimal," kata dia dalam keterangan yang diterima Kamis (11/6/2020).
Di sisi lain, mengubah BUMN untuk menjadi entity bisnis murni juga tidak mudah dan banyak tantangannya. Amanah konstitusi tentang pengelolaan kekayaan negara untuk rakyat Indonesia menyebabkan sulit untuk mengubah peran BUMN. Karena itu, langkah konsolidasi, perampingan yang dijalankan Pertamina tepat dan perlu diperkuat agar semakin maksimal. “Kebijakan konsolidasi, perampingan usaha dan lainnya itu menurut saya diperlukan,” kata Piter.
Menurut Piter, sesungguhnya kinerja Pertamina masih jauh di bawah potensinya. Dengan diberi kepercayaan lebih besar, segala potensi dapat dioptimalkan.
Menurut Piter, saat ini Pertamina tengah mengalami tantangan untuk mengalokasikan subsidi BBM agar tepat sasaran, dimana premium tidak lagi dikonsumsi untuk kendaraan pribadi. Dengan menggunakan BBM nonsubsidi, akan menciptakan udara lebih bersih. "Subsidi juga dapat dialihkan untuk sektor kesehatan masyarakat yang terdampak Covid-19, juga pekerja yang terkena PHK," kata pria dosen Perbanas ini.
Pengamat energi Mamit Setiawan mengatakan, Pertamina sebagai entitas energi nasional yang bisnis unitnya dari hulu dan hilir sangat berkontribusi terhadap perekonomian nasional.
Untuk sektor hulu, banyak produksi migas Pertamina sangat membantu penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dalam APBN. Belum lagi dari kegiatan pengeboran, pembuatan fasilitas produksi, perawatan sumur dan kegiatan hulu migas, menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal. "Kehidupan ekonomi bisa tumbuh dengan hadirnya Pertamina," kata dia.
Di sektor hilir lebih banyak lagi. Dengan fungsi sebagai public service obligation (PSO) Pertamina membantu dalam mendorong pertumbuhan perekonomianm mulai BBM satu harga, subsidi LPG ukuran 3 kg, harga BBM murah. "Pembangunan yang dilakukan Pertamina seperti kilang, fasilitas produksi jelas menciptakan lapangan pekerjaan," kata dia.
Yang lain, pemerintah perlu melakukan perampingan, sehingga BUMN bisa lebih efisien dalam bergerak. Mamit melanjutkan, dengan konsolidasi, dan perampingan usaha merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kinerja BUMN.
Sekadar catatan, tahun lalu Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk daftar Top 500 Fortune Global 2019. Peringkat Pertamina melonjak dari posisi 253 tahun 2018 menjadi 175 tahun lalu. Bahkan mengalahkan raksasa e-commerce asal Tiongkok, Alibaba Grup milik Jack Ma dan raksasa AS, Facebook milik Mark Zuckerberg. [babeh/beritasatu.com]