Maritime

Ketua Umum Insa: HUBUNGAN ANTAR WILAYAH CUKUP TERKONEKSI

img title

Jakarta, petroenergy.id - Saat ini hubungan antar wilayah di  Indonesia, hingga pun ke wilayah terpencil, melalui jalur laut cukup terkoneksi. Program tol laut  yang digadang-gadang pemerintahan Joko Widodo akan lebih memperkuat ‘interkoneksi’ antar wilayah.

Penilaian itu dikemukakan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pelayaran Nasional Indonesia (Indonesian National Shipowner’ Association – INSA), Johnson W. Soetjipto, kepada wartawan awal pekan ini di Jakarta.

Ia mengatakan,  selain muncul program tol laut, pemerintah telah lebih dulu meluncurkan program  pelayaran perintis melalui kapal-kapal roll on roll of (roro).  Program ini dibawah kendali Ditjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan. “Ada 100 jalur dalam program keperintisan ini,” ujar Johnson.

Di pihak lain, pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Laut, Kemenhub, juga mengerahkan 40 kapal milik negara untuk mendukung program ini. Dukungan juga datang dari pihak swasta  dengan menurunkan 50 kapalnya. “Jalur pelayarannya pun sekitar 100, mencapai wilayah terpencil,”  tambah Johnson.

Yang membedakan, bahan bakar kapal-kapal milik negara mendapat subsidi pemerintah sementara kapal swasta tidak. “Sejak lima tahun lalu kami memang menyatakan tidak lagi menggunakan bahan bakar subsidi pemerintah,” ungkap Johnson. 

Melihat begitu banyaknya rute pelayaran, Johnson menilai hubungan antar wiilayah di Indonesia sudah cukup terkoneksi. Saat ini sudah ada enam tol  laut dan tahun depan akan bertambah tiga lagi.

Tol laut  adalah upaya pemerintah dalam memberikan subsidi angkutan. Sehingga konektifitas dan disparitas harga antar daerah terluar, terpencil,  dan kepulauan, mendekati Jawa.  Ketimpangan ekonomi antara Indonesia Bagian Barat  (Jawa Sumatera dan Bali) dengan Indonesia Bagian Timur diakui secara terbuka oleh  Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro.  

Menteri membeberkan bahwa hingga saat ini 80% Product Domestic Bruto (PDB) dikuasai pulau Jawa, Sumatra dan Bali.  Ironisnya,  sisanya terdistribusi di Indonesia Bagian Timur. “Sekarang ini hubungan dari barat ke timur sudah ada, tapi dari timur ke barat belum ada. Hal ini yang mengakibatkan biaya logistik masih sangat tinggi,” kata Bambang seperti diberitakan PetroEnergy.id 9 November lalu.

Kehadiran tol laut jelas ditujukan untuk memicu tumbuh dan berkembangnya industri  pelayaran nasional, galangan kapal, SDM, pelabuhan, komponen industri perkapalan, infrastruktur dan kawasan industri di wilayah timur Indonesia. (san)

 

ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small

Job Posting

No job posted

Oil Price

Exchange Rate

All Category