Petroenergy.id, Jakarta – Sikap Optimisme pemerintah Indonesia melalui Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral saat acara pembukaan Gas Indonesia Summit & Exhibition di Jakarta Convention Center, Rabu (31/7), Ignasius Jonan menyampaikan industri gas Indonesia mengalami perkembangan yang sangat signifikan

Dengan temuan cadangan baru di beberapa blok serta akan berproduksinya lapangan migas, membuat Indonesia tidak perlu mengimpor gas dalam waktu dekat ini.

Blok migas Indonesia yang produksinya menjanjikan, antara lain Blok Masela di Maluku yang dikelola oleh Inpex dan Shell. Cadangannya diperkirakan sekitar 18,5 TCF. "Inpex dan Shell akan segera mengembangkan gas (di Masela) yang cadangan terbuktinya 18,5 TCF. Ini sangat besar dan kandungan CO2 juga kecil," papar menteri Jonan.

Temuan lainnya adalah di Blok Sakakemang di Sumatera yang dikelola Repsol, cadangannya diperkirakan mencapai 2 TCF. Diharapkan dalam 3 tahun setelah cadangan ditemukan, blok ini sudah dapat berproduksi. 

Jonan juga menambahkan "Kita mendorong Repsol dan kontraktor lainnya untuk melakukan eksplorasi migas baik di onshore maupun offshore”. Pemerintah juga mengharapkan agar proyek IDD juga dapat segera dikembangkan. 

Sebelumnya berdasarkan neraca gas bumi, Indonesia diperkirakan akan mengimpor gas. "Kita belum (perlu) impor gas. Soal neraca gas, ya itu bikinnya dulu waktu belum ditemukan banyak (cadangan gas baru)," tukas Jonan.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Jonan juga menekankan bahwa produksi gas Indonesia akan diutamakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Ditargetkan pada tahun 2025, sebanyak 50% produksi gas untuk domestik seperti industri dan kelistrikan. 

"Gas juga sebaiknya tidak dijual ke lokasi yang terlalu jauh. Harus dimanfaatkan untuk pasar domestik, jangan terlalu jauh seperti Amerika Latin karena ongkos transportasinya besar," kata Jonan. [str]