Oil & Gas
Hemat Rp 2,1 T di Rokan, PGN Incar Efisiensi di Teluk Lamong

Petroenergy.id, JAKARTA - Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arcandra Tahar angkat bicara soal langkah-langkah yang bakal digenjot pada sisa semester II tahun ini. Dalam diskusi secara virtual Rabu, (29/07) ia menjelaskan program yang paling utama adalah efisiensi di semua lini.
Pertama, membuat human capital lebih efektif, efisien dengan adaptasi dan adopsi cara-cara baru di masa pandemi. Kedua, efisiensi dengan mau melihat, menggunakan, dan evaluasi tekhnologi baru yang berhubungan dengan suplai chain dari gas alam, baik itu Liquefied Natural Gas (LNG), Compressed Natural Gas (CNG), maupun gas pipa.
"Memperbaiki sistem yang ada, sistem itu baik dalam hal sales marketing sistem dalam penagihan sistem dalam catatan metering dan lain-lain. Kalau bisa itu jadi target perbaikan sehingga costumer merasa nyaman dengan PGN dalam masa pandemi ataupun masa akan datang," jelasnya.
Kemudian mencari penumbuhan industri-industri baru yang berbasis gas. Mencari konsumen yang selama ini menggunakan energi lain agar mau konversi ke gas dengan harga yang kompetitif. Menurutnya pasar masih bisa dibangun, karena potensi masih ada.
Tinggal bagaimana meyakinkan konsumen dengan memberikan layanan bagus, handal, dengan harga yang kompetitif. "Maksudnya opsi yang mereka gunakan sekarang harus kompetitif dengan yang digunakan sekarang. Jadi bagaimana cara PGN agar bisa beralih ke gas," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan proyek yang akan dilakukan efisiensi di antaranya Pipa Rokan. Lalu beberapa Floating Storage Regasification Unit (FSRU) akan dilakukan efisiensi dari sisi tekhnologi. Beberapa project akan dilihat apakah pilihan tekhnologinya sudah benar, costnya benar, dan apakah konsumen bahagia atau tidak.
"Proyek terminal LNG Teluk Lamong Jawa Timur bagian yang sedang kita efisiensikan," ucap Arcandra.
Selain itu PGN juga tengah membangun pasar di luar negeri. Sehingga PGN butuh talenta di bidang gas marketing untuk bisa bersaing dengan negara lain dalam rangka memasarkan LNG. "Kita sedang development market di luar Indonesia," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan biaya proyek yang berhasil di pangkas untuk Pipa Rokan sebesar US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun. Dari sebelumnya US$ 450 juta menjadi US$ 300 juta. Efisiensi ini berhasil diperoleh sewaktu dilakukan evaluasi.
Dia mengatakan rapat secara intens membahas apakah teknologi, procurement, yang digunakan sudah efisien apa belum. "Dua bulan lalu PGN efisiensi kan di US$ 450 juta menjadi US$ 300 juta. Yang bisa dicapai projek sama, kualitas sama," jelasnya. [babeh/cnnindonesia.com]