Oil & Gas
Dwi Soetjipto: Pertamina Siapkan Dana US$ 180 Juta untuk Membor 19 Sumur Baru di Blok Mahakam

Jakarta, petroenergy.id - PT Pertamina (Persero) mengalokasikan dana US$180 juta setara dengan Rp2,34 triliun (kurs Rp13 ribu per dolar AS) untuk investasi Blok Mahakam.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan, dana tersebut untuk mengebor 19 sumur baru. melengkapi pengeboran yang dilakukan oleh operator saat ini, Total E&P Indonesie yang berencana mengebor enam sumur pada tahun 2017.
Aktivitas pemboran 19 sumur, kata dia, bertujuan untuk menjaga produksi blok Mahakam agar tidak turun drastis pasca alih kelola. Berdasarkan data per Junii 2016, produksi minyak Mahakam tercatat 69.186 barel per hari dan produksi gas sebesar 1.747 MMSCFD per semester I 2016.
"Blok Mahakam adalah WK yang sedang mengalami decline. Kalau decline ini tidak ada upaya untuk menahannya, ya decline-nya akan semakin banyak. Dan decline ini bisa lebih tertahan kalau kemudian nanti ada development di beberapa tempat lain yang bisa potensinya naik lagi," ujar Dwi Soetjipto, dikutip CNN Selasa (25/10).
Menurutnya, dana investasi ini berasal dari kas internal perusahaan dan akan masuk ke dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2017. Selain itu, anggaran ini sudah bisa dimasukkan ke dalam Work Program and Budget(WP&B) Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Migas (SKK Migas) 2017, sehingga bisa masuk cost recovery 2018.
Dijelaskannya, pelaksanaan aktivitas pemboran Blok Mahakam masih tetap akan dilakukan oleh Total, mengingat kontrak bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/PSC) Blok Mahakam belum berakhir pada 2017. "Karena secara efektif PSC kami belum berjalan, maka pengeboranya tetap dioperatori oleh Total," tandas Dwi Soetjipto.
Sementara, President and General Manager Total, Hardy Pramono berharap aktivitas pengeboran ini bisa mempertahankan produksi minyak bumi di kisaran 50 ribu barel per hari dan gas di angka 1.400 hingga 1.500 MMSCFD.
Kesinambungan produksi ini, kata Hardy, merupakan hal yang prioritas ketimbang memutuskan lanjut atau tidaknya keikutsertaan perusahaan di dalam hak partisipasi (Participating Interest/PI) blok Mahakam.
Sesuai dengan Terms and Conditionpasca 2017, Pertamina bisa memberikan hak partisipasi minoritas kepada Total dan mitranya, Inpex Corporation maksimal 30 persen. "Yang paling prioritas adalah bagaimana kami mengamankan produksi, terutama di masa alih kelola ini kepada Pertamina. Karena yang paling penting adalah bagaimana menjaga decline rateseminimum mungkin," kata Hardy pula.
Investasi Pertamina di Blok Mahakam bisa dimungkinkan setelah pemerintah menyetujui PSC baru blok tersebut, Selasa 24 Oktober 2016. PSC ini merupakan amandemen dari kontrak lama yang ditandatangani 29 Desember 2015. (mk)