Maritime

Cold Storage Menaikkan Omzet Menjadi Rp 100 Juta

img title

Petroenergy.id, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan akan terus melanjutkan program penguatan Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) sektor kelautan dan perikanan di 2021. Satu di antaranya berupa program bantuan cold storage atau gudang beku portable untuk kelompok pengolah dan pemasar (Poklahsar) hasil perikanan.

"Kita akan terus lanjutkan program-program penguatan UMKM, karena merekalah pendorong ekonomi kerakyatan," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), KKP, Artati Widiarti, belum lama ini.

Beberapa waktu lalu, bantuan cold storage berkapasitas 30 ton dan air blast freezer (ABF) berkapasitas 1 ton/hari direalisasi KKP untuk Poklahsar "Sejahtera" di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Melalui bantuan tersebut KKP menggantung harapan bahwa kelompok penerima dan pemanfaat bantuan semakin terdorong  untuk memproduksi ikan olahan, guna menambah daya saing produk perikanannya.

Dibalik program bantuan tersebut, terselip tiga prinsip yang digadang-gadang KKP agar diperhatikan kelompok pemanfaat bantuan. Yakni  prinsip 3B (Baik, Benar dan Berkah). "Selain penghasil garam, Madura juga memiliki potensi perikanan yang luar biasa," sambung Artati.

"Bantuan pemerintah berupa cold storage portable ini sekaligus untuk mendukung aktivitas Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)," ujar Artati menambahkan.

Bufferstock

Di tengah rasa bahagia, Ketua Poklahsar Sejahtera, Kusnadi, menyebut bantuan KKP ini mampu menjawab persoalan kesegaran, mutu ikan, dan efisiensi biaya operasional yang sering dihadapi anggota.

"Kini kita punya persediaan untuk 'bufferstock', sehingga kapasitas jual-beli ikan bisa diatur menyesuaikan kondisi permintaan dan harga pasar serta tidak tergantung pada musim," kata Kusnadi.

Memiliki tiga unit kegiatan, Poklahsar Sejahtera berhasil menggerakkan perekonomian warga Banyuasri Gg. V, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang.

Ketiga kegiatan UMKM yang bergerak dalam bidang pemasaran ikan segar dan beku tersebut adalah pengepul ikan dari nelayan di sekitar Kecamatan Sampang dan Pulau Mandangin, jual-beli ikan dari Sampang ke luar kota, dan jual-beli ikan beku dari luar daerah.

"Pemasaran kami sampai ke Bali, Muncar, Pasuruan, Brondong, Tulungagung, Cilacap dan Tuban," urainya. Adapun jenis ikan yang dipasarkan berupa tembang, kembung dan layang.

Menurut Kusnadi, kelompok melakukan transaksi penjualan antara 5-10 ton/hari. Saat puncak musim ikan, penjualan bisa mencapai 20 ton/hari. "Untuk jual-beli ikan beku dari luar daerah seperti Pasuruan, Muncar rata-rata 5 ton per hari," lanjutnya.

Mengutip siaran pers Humas KKP, diberitakan bahwa Kusnadi ingat betul saat belum tersentuh bantuan KKP. Ketika itu kelompoknya selalu dihadapkan pada masalah kesegaran ikan yang cepat mengalami penurunan selama masa pengiriman. Kondisi ini berakibat pada turunnya harga jual.

Tak hanya itu, ketika cuaca buruk, aktivitas bisnis ikan segar terhenti karena tidak ada hasil tangkapan dari nelayan. Biaya operasional transportasi pun mendominasi pengeluaran dari total biaya produksi.

"Per hari, selalu ada permintaan dari 50 pemindang dan 30 pengasap ikan di Sampang yang langsung diambil di tempat poklahsar," kenangnya. “Dengan adanya bantuan, omzet kami meningkat menjadi 100 juta/bulan dari 60 juta/bulan sebelum adanya cold storage,” ungkap Kusnadi.

Sebelumnya, Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono berharap kementeriannya semakin menguatkan dan meningkatkan peranan UMKM sektor kelautan dan perikanan guna menghadapi tantangan ke depan. Sekaligus meminta semua pihak memegang prinsip-prinsip keberlanjutan dalam memanfaatkan sumber daya perikanan supaya ekosistem tetap lestari. [ignas]

ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small

Job Posting

No job posted

Oil Price

Exchange Rate

All Category