Profile
Buku Memoar, Maryke Pulunggono Berpamitan Saat Memasuki Masa Purna Tugas di PetroChina

petronergy.id, Jakarta - Separuh hidupnya tersita untuk dunia perminyakan. Teknik Geologi Universitas Trisakti (1980), Maryke atau lebih dikenal dengan nama Maryke Pulunggono, merasa bangga banyak pengalaman yang didapatnya selama bekerja di industri hulu minyak dan gas bumi (migas).
“Selama 32 tahun aku bekerja di perusahaan migas. Aku bangga banyak mendapat pengalaman yang berharga. Dan, kupikir, sayang kalau pengalaman yang berharga ini tidak ditularkan kepada generasi penerus. Dari itu, aku mendapat masukan dari rekan-rekan untuk menerbitkan buku ini,” kata Maryke saat memperkenalkan Buku Memoar “Maryke dari Fakfak Maryke Pulunggono” yang di gelar di kediamannya di bilangan Jalan Martimbang, Keb, Baru, Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Hadir dalam acara ini antara lain, Kardya Warnika, Kepala BP Migas, sekarang SKK Migas – periode 2005-2008). Dalam sambutannya, politikus Grindra ini mengatakan, tidak banyak perempuan yang bisa mencapai jabatan sampai posisi VP (vice president) di perusahaan migas asing. “Dari yang saya amati selama ini, mungkin hanya Ibu Maryke salah satunya perempuan Indonesia yang mencapai posisi VP di perusahaan minyak asing,” kata Kardaya Warnika.
Maryke, adalah Vice President HR and Relations PetroChina yang kini telah purna tugas. Menurut Kardaya, adalah sosok wanita yang lengkap dalam kariernya selama 32 tahun di industry migas. “Dia (Maryke –red) secara kelimuan geologi. Namun, bertahun-tahun menjalani tugas yang bidangnya di luar keilmuannya. Dan ini behasil mulus hingga terakhir ia menyelesaikan tugsanya dengan khusnul khatimah (diselesaikan dengan baik—red)…patut bersyukur,” kata Kardaya Warnika.
Sementara, dalam buku memoirnya itu Maryke bercerita tentang kisah kehidupan pribadi dari masa kecilnya selama tinggal bersama kedua orangan tuanya di Fakfak, Papua Barat, sampai pada akhir karienya di PetroChnia. Anak ke 9 dari 12 bersaudara yang lahir pada 28 September 2061 dengan nama pemberian orang tua, Ang Siu Lang, yang biasa di panggil Rose. Rose kecil mengaku, hidup ditengah kehangatan keluarga di Fakfak, yaitu salah satu kota di Papua Barat yang bersentuhan langsung dengan bibir pantai.
Dalam buku memoir setebal 387 halaman yang ditulis oleh Ginandjar, Communication Manger PrtorChina, Maryke juga bercerita masa kecilnya sering menghabiskan waktu bercengkrama dengan pantai. Hal lain yang tak kalah menarik disimak, yaitu disiplin yang ditanamkan orang tua kepada anak yang benama Maryke, anda bisa baca dalam buku berwna pink yang diterbitakan oleh “Kata” penerbit.
Di pengujung perbincangannya, Maryke pun tak tahan membendung perasaan sedih. Tampaknya ia harus mengungkapan perasaan itu: rasa sedih terasa sejak 1 Oktber 2019, karena di hari ini dia memasuki masa pensiunya. "Hari-hari biasanya penuh kesibukan tiba-tiba sepi membuat aku sedih. Tapi, aku berterima kasih kepada PetroChina dan rekan-rekan semua...mudah-mudahan ke depannya aku bisa mengisi kesibukanku yang bermanfaat, salah satunya aku mengerjakan apa yang tidak kukerjakan selama ini, misalnya membersihkan rumah, merawat kebun...pokonya apa saja yang menjadi hobiku," kata Maryke.
Kardaya Warnika pun merespon perasaan Maryke. Maryke, kata Kardaya, tak perlu khawatir, tenang saja. "Percayalah bahwa kesibukan-kesibukan itu segera akan menhampiri Ibu Maryke," demikian Kadaya. (MK)