Maritime

Beralih Dari Trawl Ke Alat Tangkap Ramah Lingkungan

img title

Jakarta, petroenergy.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan pendampingan nelayan Pantura (pantai utara) beralih dari sebelumnya menggunakan cantrang/trawls ke alat tangkap ramah lingkungan.

Menjaga keberlanjutan sumberdaya ikan menjadi salah satu komitmen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sebagai bentuk nyata komitmen tersebut, belum lama ini Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengeluarkan aturan pembatasan penggunaan alat penangkapan ikan trawls.

Berdasarkan surat edaran nomor 72/MEN-KP/II/2016, mengenai pembatasan penggunaan alat penangkapan ikan cantrang di WPPNRI (Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia), nelayan wajib mengganti cantrang dengan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan demi keberlangsungan sumberdaya ikan.

Untuk itu KKP bertanggung jawab untuk mendampingi nelayan beralih dari penggunaan cantrang/trawls yang dapat merusak lingkungan. Untuk itu, KKP melalui  Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) bersama Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) pada 2017 memberikan pelatihan di 12 kabupaten/kota di sembilan provinsi se-Indonesia.

Pelatihan pertama diadakan selama lima hari terhitung mulai 26-30 Januari 2017 di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Tegal. Pelatihan ini diikuti  90 nelayan Pantura dari Kabupaten Pati, Rembang, dan Batang.

“Kami berharap nelayan bisa mengganti cantrang dengan alat tangkap ramah lingkungan, demi keberlanjutan sumberdaya ikan untuk anak cucu kita,” ujar Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan,  Mulyoto pada pelatihan di BPPP Tegal.

Tak hanya memberikan pelatihan penggantian alat tangkap saja, KKP juga memberikan bantuan penggantian alat tangkap cantrang ke gillnet millennium kepada ratusan nelayan. “Ini komitmen KKP untuk mendampingi nelayan agar sepenuhnya bisa beralih dari cantrang, sehingga nantinya nelayan bisa sejahtera karena stok ikan di laut meningkat,” papar Mulyoto.

Harapan baru

Walikota Tegal, Siti Masitha pada kesempatan tersebut berharap pelatihan ini dapat memberikan harapan yang baru, agar nelayan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.”

Menurut walikota berparas ayu ini, nelayan Tegal tidak keberatan mengganti alat tangkap cantrang. Sayangnya, tidak semua mendapat bantuan alat tangkap pengganti sehingga mereka masih harus menyesuaikan dan mencari cara.

Supani nelayan asal Batang, Jawa Tengah di tengah kesibukannya mengikuti pelatihan mengatakan, “Sudah dua tahun terakhir tangkapan kami menurun, mungkin karena penggunaan cantrang. Kami mengerti maksud pemerintah untuk mengganti alat tangkap biar ikannya banyak. Karena itu kami mau mengganti alat tangkap yang lebih ramah lingkungan”

Nelayan Pantura berharap dengan pelatihan ini bisa diberikan solusi terkait penggantian alat tangkap cantrang, sehingga pengoperasian alat tangkap baru yang lebih ramah lingkungan tidak menurunkan pendapatan mereka. “Kalau di Batang, Tegal dan sekitarnya,” lanjut Supani, “ada alat namanya jaring rakus, harganya lebih murah, dan saya pikir bisa jadi alternatif pengganti untuk cantrang selain gillnet millennium yang diberikan pemerintah.”

Sementara itu, Kepala BPPP Tegal, Ahmad Subijakto mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan memberikan pelatihan pendampingan penggantian alat penangkapan ikan untuk 570 nelayan di wilayah kerja BPPP Tegal yang akan dilaksanakan berkala di beberapa tempat.

Ia berharap nantinya nelayan yang sudah dilatih dapat meneruskan ilmu yang diberikan kepada nelayan lain. “Karena kami tidak mungkin melatih semua nelayan yang jumlahnya sangat banyak. Karena itu kami harapkan mereka bisa meneruskan ke nelayan lainnya, yang kita namakan dengan konsep training of trainer.”

“Jadi misalnya kita melatih 570 orang, kalau satu orang bisa mengajarkan pada 10 orang di daerahnya, maka total jadi 5.700 orang yang turut terbantu,” terang Totok. (san)

ads-medium ads-medium

Job Posting

No job posted

Oil Price

Exchange Rate

All Category