Profile

Bayu Krisnamurthi, IPB dan Biodiesel

img title

Jonggol, petroenergy.id -- Rapat koordinasi terkait dewan direksi Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit antara Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution dengan sejumlah menteri Kabinet Kerja beberapa hari lalu memutuskan menerima pengunduran diri Direktur Utama BPDP Bayu Krisnamurthi. Alasan pengunduran Bayu adalah ingin kembai ke kampusnya IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk mengajar mata kuliah Agrobisnis.

"Pengunduran diri saya sebenarnya dari tahun lalu saya sampaikan ke Pak Sofyan Djalil. Cuma waktu itu beliau meminta saya tahan dulu sampai dapat orang yang tepat. Akhirnya setelah dapat orang yang tepat pas tahun ini. Pak Darmin Nasution menerima pengunduran diri saya dan mengumumkan di acara Pekan Sawit Nasional lalu," kata Bayu pada acara CSR BPDP Kelapa Sawit di Jonggol, Bogor, Jawa Barat. (4/2).

"Setelah mengundurkan diri ini saya akan kembali ke IPB untuk mengajar. Sebenarnya saya masih aktif mengajar setiap seminggu sekali. Namun karena sudah mengundurkan diri akhirnya waktu mengajar bisa ditambah jadi seminggu dua kali," tambah dia. Selain itu ia juga akan aktif mengurus Perhimpunan Ekonomi Pertania Indonesia dimana ia duduk sebagai Ketua Umum.

Asal tahu saja, sejak tahun 2005 hingga 2008, Pria kelahiran Manado, 18 Oktober 164 ini pernah menjadi Staf Ahli Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Penanggulangan Kemiskinan. Bayu juga aktif sebagai Pelaksana Harian Deputi Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, Dewan Pengawas Perum Bulog, dan Ketua Tim Koordinasi Stabilitasi Pangan Pokok.

Mantan Wakil Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Perdagangan ini menempuh pendidikan Sarjana Agribisnis IPB dan lulus pada tahun 1987. Ia kemudian melanjutkan ke Magister Sains di bidang Ekonomi Pertanian IPB Setelah itu, Bayu menempuh gelar Doktoralnya di bidang Ekonomi Pertanian, masih di IPB, dan lulus pada tahun 1998.

Biodiesel

Dosen Senior Departemen Agribisnis IPB ini menyatakan bahwa program biodiesel  mampu menciptakan pasar baru sekaligus meningkatkan permintaan minyak kelapa sawit (CPO). Potensi kenaikan kebutuhan minyak kelapa sawit dari program biodiesel diharapkan mampu mendongkrak bukan hanya harga CPO tapi juga berpengaruh pada harga tandan buah segar guna memenuhi peningkatan kebutuhan dari sektor energi tersebut.

Tercatat, hingga periode Oktober 2016, telah diproduksi biodiesel sebesar 1.2 juta kiloliter atau  setara dengan 21% dari total konsumsi diesel nasional. Sejak dimulainya penyerapan biodiesel pada  Agustus 2015, harga CPO mengalami kenaikan cukup signifikan. Terlihat dari perbandingan harga rata-rata CPO per Oktober tahun ini sebesar USD 781 per ton, yang meningkat dibanding periode yang sama pada 2015 sebesar USD 530 per ton.(adi)

 

ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small ads-small

Job Posting

No job posted

Oil Price

Exchange Rate

All Category