Global
Akibat Kemenangan Trump, Perusahaan Migas Amerika Di Indonesia Akan Balik Kandang?
Jakarta, PetroEnergy.id.-- Pasca pengumuman hasil Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) yang dimenangkan oleh Donald Trump, Presiden Joko Widodo menyatakan keyakinannya hubungan antara kedua negara akan tetap kuat, mengingat bahwa AS adalah di antara lima terbesar investor di Indonesia. Namun apakah dampaknya dengan investasi perusahaan minyak dan gas Amerika yang ada di Indonesia seperti; ExxonMobil, Chevron dan ConocoPhillips?
Menanggapi hal ini, Ekonom dari INDEF (Institute for Development of Economics and Finance), Dzulfian S menyatakan, bahwa ancaman kebijakan Trump dan dampak langsung nantinya memang akan ada pada Perusahaan migas Amerika yang beroperasi di Indonesia.
"Kita tahu dari berbagai kampanyenya, arah kebijakan Trump cenderung sangat proteksionisme atau anti-globalisasi. Bahkan dia berencana mau tarik balik perusahaan-perusahaan yang di luar Amerika untuk pulang kandang untuk fokus berinvestasi di dalam Negerinya saja. Tentu jika itu benar nantinya kebijakan ini mengkhawatirkan perusahaan-perusahaan Amerika di luar negeri, termasuk perusahaan minyak dan gas mereka." kata Dzulfian kepada PetroEnergy, Rabu 16 November 2016 di Jakarta.
Namun, tambahnya, "balik kandang" tersebut belum tentu akan dilakukan 100 persen dilakukan Trump. "Oleh karena itu, para investor Amerika atau pun Pemerintah Indonesia tidak perlu khawatir berlebihan atas ketidakpastiaan ini. Yang penting business as usual harus tetap jalan." ujarnya.
Dzulfian mencontohkan isu kebijakan Trump ini bisa disamakan dari isu Brexit. Pernah isu-isu yang beredar dulu sewaktu Brexit, Perusahaan asing yang berada di Inggris dinyatakan akan keluar dan menarik investasinya dari Uni Eropa. "Namun faktanya, beberapa minggu lalu, Nissan salah satu investor asing terbesar di Inggris justru menyatakan tetap di Inggris bahkan akan terus menambah produksinya." jelasnya.
"Kembali ke soal kebijakan Trump. Ketidakpastian masih akan sangat tinggi hingga jelas arah kebijakan Trump ke depannya. Untuk itu Pemerintah Indonesia harus mengantisipasi juga dan menyiapkan skema terbaik." tandas Dzulfian. (adi)